Viral Pencopet WSBK Mandalika Jaringan Internasional, Ada Satu Keluarga Asal Jakarta

Viral Pencopet WSBK Mandalika Jaringan Internasional, Ada Satu Keluarga Asal Jakarta

Heboh.com Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Pol Hari Brata mengatakan aksi pencopet di WSBK Mandalika hingga ke luar negeri terungkap dari hasil pemeriksaan penyelidik.

“Jadi mereka sudah spesialis melancarkan aksi kalau ada event ‘besar’. Seperti di Sirkuit Sepang, Malaysia dan Singapura. Itu yang pernah. Paling sering di Batam, di sana bisa mendapatkan puluhan HP,” kata Hari di Mataram.

Baca Juga!

Fitur Instagram ‘Add Yours’ Jadi Celah Penipuan dan Pencurian Data
Menteri Ketenagakerjaan: Upah Minimum Indonesia Terlalu Tinggi

Usai kepergok mencopet penonton WSBK di Sirkuit Mandalika, rekam jejak satu keluarga kriminal ini terkuak. Polisi mengatakan mereka komplotan pencopet spesialis event internasional dan telah melakukan aksinya di Batam, Malaysia, dan Singapura dengan total sampai 50-an kali.

DC, LO, dan DA terbang dari Jakarta ke Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTB), pada Jumat (19/11). Bersama lima tetangganya, mereka berkomplot mengincar pengunjung lain yang lengah untuk kemudian dicuri barang berharganya.

Dalam aksi di Mandalika, mereka bebaur bersama penonton dengan membawa tiket. Mereka memanfaatkan situasi keramaian dan biasanya target mereka adalah para wanita. Satu pelaku tertangkap di Gate 3 Sirkuit dan mengaku tujuh orang lain yang bekerja sama nyopet selama WSBK.

DC, LO, dan DA langsung kabur ke Pelabuhan Lembar untuk bersembunyi. Polisi bergerak cepat, ayah-ibu-anak tertangkap di Lembar. Empat yang lain diringkus di kapal penyeberangan saat hendak melarikan diri menuju Bali.

Para pencopet ini berbagi peran. Ada yang mengeksekusi, mengoper-oper barang curian, sampai menjualnya, hingga tugas mengalihkan perhatian korban.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Hari Brata menyebut empat pelaku, termasuk tiga orang yang satu keluarga, dijerat KUHP Pasal 363 tentang pencurian dan diancam lima tahun penjara. Sementara, empat pelaku lain masih dalam proses pendalaman kasus.