Suhu Tahun 2023 Diprediksi Bakal Lebih Panas, Kekeringan Bakal Sering Terjadi

Suhu Tahun 2023 Diprediksi Bakal Lebih Panas, Kekeringan Bakal Sering Terjadi

Heboh.com Jakarta - Suhu bumi diperkirakan akan meningkat pada 2023, bahkan Met Office Inggris meramalkan bahwa tahun depan akan menjadi salah satu tahun terpanas di dunia. Prediksi ini diungkap pada Senin (19/12).

Rata-rata suhu tahun depan diyakini akan naik 1,2 derajat Celsius dibandingkan dengan masa pra-industri pada 1850–1900.

Baca Juga!
BKKBN Beri Dukungan Wejangan 'Jangan Buru-buru Nikah' Viral di Sosial Media
Ayah di Tasikmalaya Potong Alat Kelamin Anaknya Saat Sedang Tidur, Alasannya Bikin Geram

Jika prediksi ini terbukti benar, maka tahun depan akan menjadi tahun kesepuluh yang mencatat suhu global mencapai setidaknya 1 derajat Celsius di atas suhu pada masa pra-industri.

Met Office mencatat, tahun terpanas masih dipegang 2016 akibat pola iklim El Nino di Pasifik yang mendorong pemanasan global.

“Tanpa El Nino sebelumnya untuk meningkatkan suhu global, 2023 mungkin bukan tahun yang memecahkan rekor, tetapi dengan latar belakang peningkatan emisi gas rumah kaca global yang terus berlanjut, kemungkinan tahun depan akan menjadi tahun penting lainnya dalam rangkaian tersebut,” kata Adam Scaife, kepala prediksi jarak jauh di Met Office, seperti dikutip dari AFP, Selasa (20/12).

Sementara itu Nick Dunstone dari badan tersebut, yang memimpin ramalan suhu global 2023, mengatakan: “Suhu global selama tiga tahun terakhir telah dipengaruhi oleh efek La Nina yang berkepanjangan – di mana suhu permukaan laut yang lebih dingin dari rata-rata terjadi di daerah tropis. Pasifik.

“La Nina memiliki efek pendinginan sementara pada suhu rata-rata global," katanya.

Lebih lanjut, Dunstone mengatakan, model iklim di tahun depan akan menyebabkan kondisi yang relatif lebih hangat di Pasifik. Ia juga mengatakan, suhu 2023 akan lebih panas dibandingkan 2022.

Pakar Met Office dalam isu prediksi iklim, Doug Smith, menambahkan bahwa kenaikan suhu rata-rata global sebanyak 1 derajat Celsius ini menutupi variasi suhu yang signifikan di seluruh dunia.

Ia mengatakan, beberapa lokasi di Kutub Utara telah menghangat beberapa derajat pasca masa pra-industri.

Tahun lalu, Met Office memperkirakan suhu global 2022 akan berada di antara 0,97°C dan 1,21°C di atas tingkat pra-industri, dengan perkiraan sentral pada 1,09°C. Sejak awal tahun hingga Oktober 2022, suhu mencapai sekitar 1,16°C di atas era pra-industri.