Mohammad Roem, Tokoh Berjasa dalam Memperjuangkan Kedaulatan RI di Mata Dunia

Mohammad Roem, Tokoh Berjasa dalam Memperjuangkan Kedaulatan RI di Mata Dunia
Mohammad Roem

Heboh.com, Jakarta - Edisi Mengenang Pahlawan Nasional: Sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat dan dikenal di Mata Dunia, tentu harus melewati berbagai proses dan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan untuk bangsa kita ini ternyata juga tidak selalu penuh dengan adegan pertumpah darahan, tetapi juga melalui diplomasi yang kuat.

Kita mengetahui di dalam sejarahnya, walaupun Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, Belanda pada saat itu belum mau mengakui kedaulatan Indonesia. Hingga pada tahun 1949, Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan dan mendatangkan hasil yang membanggakan Indonesia.

Selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949, Belanda harus mengakui kedaulatan Indonesia. Dibalik keberhasilan itu, tentu ada tokoh penting dalam perundingan tersebut, beliau adalah Mohammad Roem. Seperti apa sosoknya?

Mohammad Roem lahir di Temanggung pada 16 Mei 1908. Roem dikenal sebagai seorang diplomat dan salah satu pemimpin Indonesia di perang kemerdekaan Indonesia. Beliau juga sangat berjasa dalam memperjuangkan pengakuan Indonesia di dunia melalui sejumlah perjanjian dan konferensi. 

Pada tahun 1932 beliau masuk ke Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta) dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten (sarjana dalam bidang ilmu hukum) pada tahun 1939. Beliau pun sempat menjadi pengacara untuk membela para rakyat kecil. 

Baca yuk! News Nyi Ageng Serang, Wanita Tangguh yang Ternyata Nenek Ki Hadjar Dewantara.

Peran-peran penting yang diikuti oleh Mohammad Roem adalah menjadi delegasi di perjanjian Linggarjati pada tahun 1946 dan perjanjian Renville pada tahun 1948. Hingga pada tahun 1949, Roem dipercaya untuk menjadi pemimpin dalam perundingan antara Dr. Jan Herman van Roijen (Belanda) dengan dirinya. Kemudian perundingan ini disebut perjanjian Roem-Roijen atau sering didebut Roem-Rooyen. 

Kegigihan Roem dalam berdiplomasi menguntungkan pihak Indonesia dan dianggap membuka jalan kepada KMB. Hingga akhirnya KMB diselenggarakan dan Roem menjabat sebagai wakil delegasi dari Indonesia yang dipimpin oleh Mohammad Hatta. 

Konflik antara Belanda dan Indonesia pun akhirnya bisa diakhiri. Selepas masa itu, Roem pun pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonedia dan Wakil Perdana Menteri. Beliau wafat pada 24 September 1983 pada umur 75 tahun.