Kisah Warga Jatim yang Kehilangan 3 Anggota Keluarganya karena Corona

Kisah Warga Jatim yang Kehilangan 3 Anggota Keluarganya karena Corona
hasil test covid-19

Heboh.com, JakartaSalah satu keluarga di Jawa Timur terkonfirmasi terinfeksi virus corona yang juga sedang melanda seluruh dunia. Diketahui, 3 orang dari anggota keluarga tersebut akhirnya meninggal dunia. Mengutip dari berbagai sumber, kisah yang menyedihkan ini sempat diceritakan oleh DW, salah satu anggota keluarga lainnya.

Kisah ini bermula saat kakak perempuan DW memeriksakan kandungannya yang berusia 8 bulan bersama suaminya di salah satu rumah sakit di Surabaya sekitar pertengahan bulan Mei 2020. Setelah itu, suami kakak DW tiba-tiba mengeluh sakit namun sembuh dengan sendirinya. Tak berselang lama, kakak DW pun ikut mengeluh sakit dan tidak enak badan yang disertai demam dan batuk.

DW menyebutkan bahwa sang kakak sempat menjalani rapid test covid-19 dengan hasil yang negatif. Meski demikian, kondisi kakaknya yang tengah hamil besar malah makin buruk. Akhirnya DW memutuskan untuk membawa kakaknya ke rumah sakit dan hanya diminta untuk mengikuti rawat jalan. Selang sehari setelahnya, melihat kondisi yang belum juga membaik dan mengeluhkan sesak napas, DW kembali membawa kakaknya ke rumah sakit.

Baca Yuk! Baim Wong Bersengkokol Dengan Wartawan Untuk Sebar Hoax?

Barulah pada saat itu, tepatnya tanggal 26 Mei 2020, DW menerima kabar dari rumah sakit bahwa kakaknya positif covid-19. Kemudian pada tanggal 27 Mei malam, DW kembali menerima kabar kurang mengenakkan dari rumah sakit. Kakak DW mengalami gagal napas hingga harus dibantu ventilator. Hal itu berpengaruh pula pada janin yang tengah di kandungnya. Nahas, detak jantung sang jabang bayi sudah tidak terdeteksi sehingga harus dilakukan operasi pengeluaran janin. Sampai akhirnya, tepat pada 31 Mei 2020 dini hari, akhirnya sang kakak meninggal dunia.

Di lain sisi, saat sang kakak tengah sakit, ibu DW pun mengalami kondisi kesehatan yang menurun. Bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, sang ibu dibawa ke rumah sakit dan juga hanya diminta untuk rawat jalan. Keluhan sakit ternyata dialami ayah DW di hari berikutnya. Dari penuturannya, sang ibu kembali menuju rumah sakit pada tanggal 29 Mei 2020. Begitu pun ayah DW. Karena dibawa ke rumah sakit yang sama, orang tua DW akhirnya berada dalam satu kamar isolasi. Satu hari setelahnya atau pada 30 Mei 2020, ayah DW meninggal dunia. Setelah itu, ibu DW dinyatakan meninggal dunia pada 2 Juni 2020 yang saat itu stastusnya sebagai PDP (Paseien Dalam Pengawasan).

Setelah kehilangan nyaris seluruh anggota keluarga intinya, DW mengaku ikhlas dengan apa yang telah digariskan Tuhan. Selain itu, ia juga berpesan kepada masyarakat agar patuh dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Ia menambahkan juga untuk tidak menyepelekan dan menganggap remeh virus corona.