H. R. Rasuna Said, sang Orator Ulung yang Dijuluki Singa Betina dari Tanah Sumatra

H. R. Rasuna Said, sang Orator Ulung yang Dijuluki Singa Betina dari Tanah Sumatra
H. R. Rasuna Said

Heboh.com, Jakarta - Nyalakan semangat KEMERDEKAAN di bulan Agustus dengan Mengenang Para Pahlawan dan Perjuangan Mereka.

Siapa yang tidak tahu jalan protokol Rasuna Said di Jakarta? Mungkin bagi kalian yang bekerja di daerah Ibukota pasti selalu melewati jalan ini untuk sampai kantor kalian. Tapi, apakah kalian tahu jika Rasuna Said itu adalah nama dari seorang pahlawan perempuan Indonesia?

Ya, Hajjah Rangkayo Rasuna Said, atau sering disingkat menjadi H. R. Rasuna Said adalah salah satu pahlawan nasional yang sangat terkenal karena orasinya yang begitu kritis terhadap pemerintahan Belanda. Bahkan dia sampai dijuluki sebagai singa betina dari Sumatra. Penasaran dengan kisahnya? Yuk simak di sini!

Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Desa Panyinggahan, Maninjau, Agam, Sumatera Barat. Rasuna Said memiliki seorang ayah yang bernama Muhammad Said yang merupakan seorang aktivis pergerakan yang terpandang di Minang. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang memilih bersekolah di sekolah umum yang didirikan Belanda, Rasuna Said lebih memilih menuntut ilmu di sekolah Islam.  

Diceritakan, Rasuna beberapa kali pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Hingga diriinya dia bergabung dengan Sekolah Thawalib di Maninjau. Di sekolah itulah pemikiran Rasuna Said tentang kemerdekaan mulai terbentuk. Rasuna terinspirasi oleh pidato-pidato gurunya, H Udin Rahmani, tokoh pergerakan kaum muda di Maninjau dan anggota Sarekat Islam. Dirinya pun tumbuh menjadi pribadi yang progresif, radikal, dan pantang menyerah. 

Perjalanan karier Rasuna sudah dimulai ketika beliau berusia 16 tahun. Beliau memutuskan untuk bergabung di organisasi Sarekat Rakyat (SR), kemudian 4 tahun kemudian dia pun masuk ke dalam PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia) yang merupakan partai politik yang berlandaskan Islam dan kebangsaan. Di sana dirinya bertugas sebagai seksi propaganda. 

Baca Yuk! News Cinta Beda Kasta, Untung Suropati Harus Berakhir di Jeruji Bes

Di dalam tugasnya tersebut, Rasuna kerap kali berorasi dihadapan publik mengenai kejamnya pemerintah Belanda. Rasuna mengecam cara Belanda memperbodoh dan memiskinkan bangsa Indonesia. Karena keberaniannya dalam mengecam Belanda dirinya pun di juluki Singa Betina. Bahkan tak jarang dirinya dipaksa turun dari podium oleh Aparat Belanda karena kritikannya yang begitu pedas. 

Rasuna pun pernah dijebloskan ke penjara karena dakwaan ujaran kebencian selama satu tahun dua bulan. Karena Permi semakin dipersempit ruangnya, beliau hijrah ke Medan. Di sana dia memulai kiprahnya sebagai jurnalis. Memberikan kritikan-kritikan pedas melalui surat kabar. Hingga pada jaman penjajahan Jepang pun dia terus melakukan aksinya hingga dicap menghasut rakyat. Selain itu, hingga akhir hayatnya Rasuna juga terkenal sebagai tokoh yang selalu memperjuangkan hak wanita.