Aksi Demo di Korea Selatan Bak Festival Konser, Dipenuhi Lightstick dan Nyanyian Penggemar K-pop
Penggemar dari berbagai grup K-pop, seperti SHINee, NCT, BIGBANG, dan Seventeen, ikut serta dalam protes dengan membawa lightstick masing-masing dan bernyanyi bersama selama unjuk rasa besar-besaran di depan Majelis Nasional Seoul.
Heboh.com Jakarta - Lightstick K-pop berwarna-warni menerangi unjuk rasa besar-besaran di depan Majelis Nasional Seoul pada Sabtu (7/12), saat warga Korea Selatan menunjukkan dukungannya terhadap upaya pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.
Penggemar dari berbagai grup K-pop, seperti SHINee, NCT, BIGBANG, dan Seventeen, ikut serta dalam protes dengan membawa lightstick masing-masing dan bernyanyi bersama selama aksi tersebut. Menurut KoreaTimes, sidang pleno Majelis Nasional dimulai sekitar pukul 5 sore waktu Korea Selatan (KST), dan aksi protes tersebut kemudian bertransformasi menjadi sebuah festival musik K-pop.
Baca Juga!
Seorang Pengacara di Semarang Diduga Jadi Korban Penganiayaan Rekan Seprofesi
Siap Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial
Para demonstran menari dan meneriakkan yel-yel sambil mengikuti lagu-lagu hits K-pop. Beberapa lagu seperti "Crooked" dari G-Dragon, "APT" oleh Rose, dan "Fighting" dari sub-unit Seventeen, BooSeokSoon, diputar selama aksi protes. Para peserta mengubah lirik lagu-lagu tersebut untuk menyampaikan kritik terhadap Presiden Yoon dan menyerukan pemakzulan.
Meskipun bukan penggemar K-pop, banyak masyarakat lainnya yang tertarik dan terhibur dengan aksi meriah ini, yang digunakan sebagai sarana untuk menyuarakan protes dan kritik terhadap Presiden negara tersebut.
Generasi yang pernah terlibat dalam aksi pemakzulan presiden sebelumnya merasa sangat terharu dan terkesan melihat cahaya berbagai warna yang dipancarkan dari lightstick penggemar masing-masing idol yang mereka dukung.
Para penggemar K-pop ini menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan hasil pengembangan dari aktivitas yang biasa mereka lakukan, dan menyebutnya sebagai keterampilan yang ternyata bermanfaat untuk menyuarakan protes terhadap pemerintah.
Meski unjuk rasa ini berlangsung besar-besaran, upaya pemakzulan Presiden Yoon Seok Yeol tidak berhasil. Menurut laporan, parlemen Korea Selatan gagal menyetujui draft pemakzulan Presiden Yoon karena kekurangan dukungan suara.
Untuk memakzulkan Yoon, dibutuhkan dua pertiga suara anggota DPR, yaitu 200 dari 300 anggota, namun yang terkumpul hanya 195 suara. Hal ini disebabkan oleh aksi boikot yang dilakukan oleh anggota partai tersebut selama sidang.